Senin, 11 Januari 2021

Budaya Jepang dalam Memelihara Kebersihan dan Perbedaannya dengan Indonesia

Jalanan yang jarang sekali ditemukan sampah hingga selokan yang dihuni banyak ikan koi, adalah hal yang akan biasa kita temui di Jepang. Bagaimana tidak, negara yang maju ini menyandang gelar sebagai negara terbersih di dunia. Saya adalah salah satu orang yang terinspirasi dengan bagaimana kebiasaan atau budaya orang Jepang dalam memelihara kebersihan lingkungannya. 

Sebagai penduduk dengan mayoritas penganut ajaran agama Shinto, orang Jepang menerapkan prinsip menjaga kebersihan sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Hal ini sangat unik, bukan? Bahkan, mereka tidak hanya menggantungkan tanggung jawab mengenai kebersihan hanya kepada petugasnya, namun seluruh masyarakat Jepang memang ditekankan untuk memiliki budaya atau kebiasaan baik untuk memelihara kebersihan lingkungannya. 

Sejak kecil, seperti yang saya ketahui, sekolah dasar di Jepang menekankan pendidikan karakter kepada siswanya yang masih berusia dini. Hal ini tentu saja merupakan contoh yang baik untuk ditiru di Indonesia, mengingat saat di usia belia, biasanya anak-anak lebih mudah menyerap dan meniru apa yang sudah diajarkan, kemudian akan menjadi kebiasaan dan diajarkan kembali kepada anak-anak nya secara turun temurun, dan jadilah budaya dimana seluruh masyarakat memiliki kesadarannya tersendiri akan kebersihan, serta mementingkan kenyamanan sekitarnya.

Sekolah di Jepang biasanya tidak memiliki petugas kebersihan, namun ternyata para siswa disana begitu menyadari akan pentingnya kebersihan dari dalam diri mereka masing-masing. Oleh sebab itu, tanpa adanya petugas kebersihan pun sekolah di Jepang sangat bersih, karena kesadaran siswa disana yang sangat baik. Mereka membersihkan ruangan kelasnya sendiri, mencuci piring setelah makan, yang merupakan cerminan dari keberhasilan pendidikan karakter di Jepang.

Saya terkesan dengan bagaimana budaya orang jepang yang sangat menghargai kebersihan dan mementingkan kenyamanan orang lain. Namun, dengan tidak bermaksud untuk merendahkan, jika dibandingkan dengan kebiasaan warga Indonesia, hal ini masih sangat jauh berbeda. Orang indonesia masih banyak yang belum menerapkan prinsip kebersihan dari dalam dirinya sendiri dan serta-merta hanya menganggap kebersihan hanyalah tanggung jawab petugas kebersihannya dan masih jarang mengamalkannya dengan kesadaran diri sendiri. Mungkin hal ini lah yang bisa dibedakan jika dilihat dari kebiasaan orang jepang dan Indonesia dalam memelihara kebersihan lingkungannya.

Selain itu jika dibandingkan dengan Budaya sekolah di Jepang yang menerapkan pendidikan karakter sejak dini, Indonesia masih mementingkan dan menomorsatukan nilai mata pelajaran. Hal ini sangat disayangkan mengingat pendidikan karakter sebenarnya merupakan hal terpenting yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya untuk hari ini namun untuk seterusnya. Siswa di Indonesia terkadang masih menggantungkan tanggung jawab mengenai kebersihan kepada petugas kebersihan sekolahnya saja. Walaupun sudah diterapkan sistem piket atau pembersihan bersama, namun nyatanya hal ini hanya dilakukan sesekali saja, dan terkadang hanya terdapat beberapa siswa saja yang bergerak untuk melakukan pembersihan.

Masyarakat Indonesia masih memiliki kesadaran yang rendah mengenai pentingnya kebersihan. Hal ini harus diperbaiki dengan membangun kesadaran dari diri sendiri dan menumbuhkan budaya yang baik sejak dini. Kita bisa memulainya dari diri sendiri. Mulailah dengan rajin mencuci tangan setelah berkegiatan, apabila terdapat sampah di depan kita jangan hanya tinggal diam, melainkan ambillah lalu buanglah ke tempatnya. Setelah menggunakan fasilitas umum sebaiknya kita membersihkannya atau setidaknya mengembalikan bagaimana keadaan fasilitas tersebut seperti pada awalnya, untuk mementingkan kenyamanan pengguna berikutnya. Hal ini sangat ditekankan di Jepang bukan? 

Kita bisa membersihkan lingkungan rumah setiap harinya agar tetap bersih dan nyaman untuk ditinggali, maupun melaksanakan pembersihan setiap hari di lingkungan sekolah, misalnya di kelas, toilet, maupun sisi lain di sekolah, bukan hanya seminggu sekali atau dua kali, melainkan setiap hari demi kenyamanan bersama dan untuk membangun karakter atau perilaku yang baik dari siswa maupun warga sekolah yang lainnya. Kita juga dapat menyediakan tempat sampah terpisah dan tertutup untuk membuang sampah. Apabila memungkinkan kita bisa mendaur ulang sampah itu kembali, dengan begitu kita bisa mengurangi sampah yang kita gunakan dan membantu meringankan pengelolaan sampah. Kita bisa menemukan ide-ide kreatif untuk mengolah sampah bekas menjadi barang yang bermanfaat.

Lalu ada baiknya dimanapun kita berada, jangan lupa untuk memerhatikan kebersihan. Jaga perilaku kita untuk selalu mementingkan kebersihan. Apabila saat kita di tempat umum tidak menemukan tempat sampah padahal kita sedang ingin membuang sampah, tidak ada salahnya untuk mengantonginya sementara atau meletakkannya di dalam tas/membawanya, lalu ketika kita berjalan dan menemukan tempat sampah, kita bisa membuangnya langsung, dengan begitu kita tidak perlu membuang sampah sembarangan karena hal ini sangatlah memprihatinkan. Banyak sekali kotoran di jalanan maupun perairan Indonesia hanya karena warganya malas untuk membuang sampah pada tempatnya, dan akhirnya menumpuk di wilayah tersebut, karena pandangan mereka “Oh, orang lain saja buang sampah disini, berarti saya juga boleh dong?” dan sayangnya masih banyak pikiran seperti itu, dari satu orang menjadi banyak orang yang membuang sampah di tempat sembarangan karena kesalahan pemikiran itu. Maka dari itu pemikiran keliru mengenai tempat membuang sampah yang pantas harus dihilangkan dan jagalah kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Kemudian kita bisa menjadikan kebiasaan kecil itu menjadi contoh bagi orang lain, satu sama lain saling meniru kebiasaan tersebut, lalu diajarkan secara turun-temurun, dan akhirnya timbullah kesadaran dalam masyarakat mengenai pentingnya kebersihan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar