Selasa, 07 September 2021

#SesiNgayal: Jika Internet Menghilang dari Dunia

Kok Wi-Fi nya ngelag mulu sih?! Haduh.. mana harus ikut zoom sama guru..

Kok kuota gratisnya gak dibagiin lagi sih?! Kan sekarang apa-apa harus pake kuota! Apalagi sekolah daring...

Hayooo, siapa nih, yang suka menggerutu kayak gitu? Hehehe. Aku sendiri juga suka menggerutu kayak gitu, kok. Nyebelin banget kan, waktu lagi penat-penatnya ikut kelas daring, asik-asikan main game, binge-watching di Netflix, eh, tiba-tiba koneksi internetnya nge-lag?

Hmm, kalau dipikir-pikir, internet tuh kegunaannya banyak banget, ya, di hidup kita. Bahkan, bisa dibilang internet udah jadi kebutuhan primer kita. Mulai dari sekolah, kuliah, baca berita sana-sini, chatting-an sama temen, scroll sosmed, nonton drakor, bahkan sampe mesen ojol atau belanja online melalui e-commerce. Untuk membaca artikel ini, kalian juga butuh internet, kan? Rasanya, internet tuh punya peran yang penting banget hampir di semua bidang kehidupan kita. Bayangin, deh, waktu internet nge-lag sebentar aja, rasanya udah kacau banget! Apalagi kalau internet tiba-tiba... Ngilang dari dunia? Waduh, bakal se-kacau apa ya jadinya?

Pastinya, kehidupan kita bakal jadi lebih ribet. Orang-orang bakal panik, bahkan gak menutup timbulnya kerugian di berbagai bidang, misalnya bidang perniagaan yang membutuhkan jaringan internet sebagai media penyebaran usaha, bidang perbankan yang menyediakan layanan internet banking, layanan logistik yang menyediakan informasi atau data agar kita bisa melacak paket kita, dan sebagainya. Selain itu, kita akan lebih kesulitan untuk mendapatkan informasi. Penyebaran informasi bakal jadi lambat banget. Padahal, penyediaan informasi adalah hal yang sangat esensial, baik di bidang pemerintahan, kesehatan, pendidikan, bahkan kehidupan sehari-hari. Media sosial juga tidak akan berfungsi dengan baik. Kita jadi sulit untuk berhubungan dengan teman-teman kita (apalagi, kondisi dunia sekarang sedang tidak baik-baik saja karena adanya COVID-19 yang tentunya membuat kita tidak bisa bertemu teman secara langsung). Pasti, rasanya bakal kesepian banget, kan? Kita juga bakal sedih karena gak ada lagi game online kesukaan kita seperti Clash Royale, Valorant, Dota, hehehe...

Kalian tahu, tidak? Riset Hootsuite mencatat sebanyak 4,66 miliar orang di seluruh dunia telah menggunakan internet hingga Januari 2021. Angka ini naik 316 juta atau 7,3 persen sejak Januari 2020. Yap, jumlah ini melebihi setengah dari jumlah penduduk dunia yang berkisar 7,8 miliar jiwa (sumber: Worldometer). Jadi, bisa kita pastikan bahwa internet telah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar penduduk dunia. 

Apabila suatu saat internet menghilang secara tiba-tiba, tentu saja akan menimbulkan kekacauan yang besar. Segala kemudahan yang kita miliki berkat kehadiran internet akan musnah. Padahal, internet punya peran yang penting banget, seperti: akses informasi, sarana komunikasi, kemudahan bisnis, hingga hiburan. Internet-lah yang menghubungkan kita ke seluruh dunia. Kalian pasti kenal, kan, sama sebutan "Dunia ada di ujung jarimu." Yap, dengan adanya internet, semua jadi serba praktis. Jadi, kalau internet tiba-tiba menghilang, bisa-bisa kehidupan kita bakal balik ke zaman dahulu di mana internet belum ditemukan. Waahh, bakal jadi repot banget, deh.

Nah, yang jadi pertanyaan selanjutnya, apakah mungkin jika suatu saat internet tiba-tiba menghilang? Jawabannya, mungkin aja, lho, walaupun kemungkinannya kecil. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin, akan terjadi kerusakan kabel jaringan internet di bawah laut, bencana alam yang merusak satelit komunikasi, pemblokiran internet secara massal, atau.. kemunculan serangan tiba-tiba dari suatu kelompok hacker yang menonaktifkan seluruh koneksi internet di dunia. Waduh, serem juga ya?

Kita tahu bahwa internet punya peran yang penting banget di kehidupan kita. Jika suatu saat internet menghilang dari dunia, tentu akan menimbulkan kesulitan yang luar biasa. Jadi, gunakan internet dengan sebaik-baiknya, ya! Kita bisa belajar memilah informasi dengan bijak hingga menghindari tindakan-tindakan kriminal seperti serangan hacker yang bisa mengambil data-data pribadi dengan memastikan keamanan situs yang kita kunjungi. Hmm, walaupun internet udah jadi bagian dari keseharian kita, jangan sampai lupa waktu, ya, teman-teman! Jangan lupa menghabiskan waktu dengan keluarga, bermain di luar rumah, merawat diri, serta beristirahat dengan cukup. Intinya, semua hal yang kita lakukan itu tidak boleh berlebihan, termasuk menggunakan internet.

Jadi, menurut kalian, sepenting apa sih kehadiran internet di kehidupan kita?

Minggu, 17 Januari 2021

Merasa seolah-olah Terjatuh saat Tidur? Ternyata ini Penyebabnya!

Sebagian besar dari kita mungkin pernah secara tiba-tiba merasa seperti terjatuh saat sedang tertidur misalnya ketika kita bermimpi jatuh dari ketinggian, tersandung, dan sebagainya. Biasanya hal tersebut membuat kita terbangun dengan kondisi kehilangan keseimbangan, terkejut, serta terjadi sentakan yang muncul secara mendadak. Beberapa orang biasanya langsung tertidur lagi setelahnya. Namun, ada pula yang justru merasa kembali segar dan tidak tertidur lagi setelah terbangun akibat sentakan tersebut. Apakah kamu juga pernah mengalaminya? 

Hypnic Jerks: How To Stop Muscle Spasms Jolting You Awake

Kondisi ini disebut dengan hypnic jerk atau myoclonus, yaitu suatu kondisi di mana tubuh kita mengalami kedutan atau kejang singkat secara tiba-tiba, saat sedang berada dalam fase awal tidur. Selain itu, penderita hypnic jerk juga dapat mengalami gejala seperti mendengar suara letusan kecil atau melihat kilatan cahaya. Sentakan atau kejang tersebut terjadi dengan cepat, tidak beraturan, dan meliputi seluruh atau bagian tubuh tertentu. Sementara itu, hypnic jerk yang cukup parah dapat menimbulkan gangguan berjalan, bicara, makan, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini umum dialami oleh banyak orang, lho. Sekitar 70 persen orang di dunia pernah mengalaminya.

Menurut pakar tidur dan penulis buku The Power of When, Michael Breus, Ph.D, rasa seolah-olah terjatuh itu disebabkan oleh sistem saraf kita yang sedang berubah menjadi mode tidur. Pada saat itu, tubuh kita sudah mulai rileks, detak jantung melambat, dan suhu tubuh pun menurun. Akan tetapi, tekanan otot di dalam tubuh kita berubah, sehingga bagian otot dapat bergeser. Hal inilah yang dapat memicu perasaan seolah-olah terjatuh atau kejang secara singkat. 

Teori lain menyebutkan bahwa otak kita seringkali lebih dulu tertidur sebelum tubuh kita. Hal ini menyebabkan otak salah mengartikan otot-otot yang rileks sebagai tanda kita sedang terjatuh. Pada beberapa orang, serangan kejang sesaat itu membuat mereka sulit tidur. Ketika sulit tidur, otak kita justru semakin cepat tertidur, sehingga risiko mengalami sensasi seperti terjatuh ini menjadi semakin besar.

Kondisi atau fenomena dalam tubuh ini bisa disebabkan oleh banyak hal misalnya karena kita melakukan pekerjaan yang berat pada malam hari, stres, gelisah, atau akibat dari konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh gangguan medis tertentu seperti misalnya infeksi, gagal ginjal, gagal hati, keracunan, efek samping obat, gangguan metabolisme, gangguan autoimun, cedera tulang belakang atau kepala, sindrom kaki gelisah, gangguan penyimpanan lemak, dan beberapa gangguan sistem saraf. 

Hypnic jerk yang tidak sering terjadi atau bukan disebabkan oleh kondisi medis serius umumnya akan membaik sendiri tanpa pengobatan khusus. Jadi, kita tidak perlu terlalu khawatir jika pernah mengalami kondisi ini. Sebisa mungkin, kurangi hal-hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya hypnic jerk. Kita dapat mengurangi konsumsi kafein, mengatasi stres atau kegelisahan, dan usahakan untuk tidak melakukan pekerjaan berat pada malam hari. Rasa gelisah dapat memperburuk kedutan pada otot. Oleh karena itu, asupan nutrisi dari zat besi, kalsium dan magnesium perlu dikonsumsi untuk meningkatkan kemampuan otak. Meningkatnya kemampuan otak dapat mengurangi risiko munculnya hypnic jerk. Kemudian ada baiknya untuk melakukan teknik-teknik pijat relaksasi pada tubuh. Cara ini dapat digunakan agar pikiran menjadi lebih tenang dan tubuh kita bisa tertidur dengan nyaman.

Kapan terakhir kali kamu mengalami kondisi tersebut? Jika kondisi ini mengganggu kualitas tidur sehingga membuatmu menjadi sangat lelah, maka cobalah untuk mengonsultasikannya ke dokter, ya.

Senin, 11 Januari 2021

Budaya Jepang dalam Memelihara Kebersihan dan Perbedaannya dengan Indonesia

Jalanan yang jarang sekali ditemukan sampah hingga selokan yang dihuni banyak ikan koi, adalah hal yang akan biasa kita temui di Jepang. Bagaimana tidak, negara yang maju ini menyandang gelar sebagai negara terbersih di dunia. Saya adalah salah satu orang yang terinspirasi dengan bagaimana kebiasaan atau budaya orang Jepang dalam memelihara kebersihan lingkungannya. 

Sebagai penduduk dengan mayoritas penganut ajaran agama Shinto, orang Jepang menerapkan prinsip menjaga kebersihan sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Hal ini sangat unik, bukan? Bahkan, mereka tidak hanya menggantungkan tanggung jawab mengenai kebersihan hanya kepada petugasnya, namun seluruh masyarakat Jepang memang ditekankan untuk memiliki budaya atau kebiasaan baik untuk memelihara kebersihan lingkungannya. 

Sejak kecil, seperti yang saya ketahui, sekolah dasar di Jepang menekankan pendidikan karakter kepada siswanya yang masih berusia dini. Hal ini tentu saja merupakan contoh yang baik untuk ditiru di Indonesia, mengingat saat di usia belia, biasanya anak-anak lebih mudah menyerap dan meniru apa yang sudah diajarkan, kemudian akan menjadi kebiasaan dan diajarkan kembali kepada anak-anak nya secara turun temurun, dan jadilah budaya dimana seluruh masyarakat memiliki kesadarannya tersendiri akan kebersihan, serta mementingkan kenyamanan sekitarnya.

Sekolah di Jepang biasanya tidak memiliki petugas kebersihan, namun ternyata para siswa disana begitu menyadari akan pentingnya kebersihan dari dalam diri mereka masing-masing. Oleh sebab itu, tanpa adanya petugas kebersihan pun sekolah di Jepang sangat bersih, karena kesadaran siswa disana yang sangat baik. Mereka membersihkan ruangan kelasnya sendiri, mencuci piring setelah makan, yang merupakan cerminan dari keberhasilan pendidikan karakter di Jepang.

Saya terkesan dengan bagaimana budaya orang jepang yang sangat menghargai kebersihan dan mementingkan kenyamanan orang lain. Namun, dengan tidak bermaksud untuk merendahkan, jika dibandingkan dengan kebiasaan warga Indonesia, hal ini masih sangat jauh berbeda. Orang indonesia masih banyak yang belum menerapkan prinsip kebersihan dari dalam dirinya sendiri dan serta-merta hanya menganggap kebersihan hanyalah tanggung jawab petugas kebersihannya dan masih jarang mengamalkannya dengan kesadaran diri sendiri. Mungkin hal ini lah yang bisa dibedakan jika dilihat dari kebiasaan orang jepang dan Indonesia dalam memelihara kebersihan lingkungannya.

Selain itu jika dibandingkan dengan Budaya sekolah di Jepang yang menerapkan pendidikan karakter sejak dini, Indonesia masih mementingkan dan menomorsatukan nilai mata pelajaran. Hal ini sangat disayangkan mengingat pendidikan karakter sebenarnya merupakan hal terpenting yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya untuk hari ini namun untuk seterusnya. Siswa di Indonesia terkadang masih menggantungkan tanggung jawab mengenai kebersihan kepada petugas kebersihan sekolahnya saja. Walaupun sudah diterapkan sistem piket atau pembersihan bersama, namun nyatanya hal ini hanya dilakukan sesekali saja, dan terkadang hanya terdapat beberapa siswa saja yang bergerak untuk melakukan pembersihan.

Masyarakat Indonesia masih memiliki kesadaran yang rendah mengenai pentingnya kebersihan. Hal ini harus diperbaiki dengan membangun kesadaran dari diri sendiri dan menumbuhkan budaya yang baik sejak dini. Kita bisa memulainya dari diri sendiri. Mulailah dengan rajin mencuci tangan setelah berkegiatan, apabila terdapat sampah di depan kita jangan hanya tinggal diam, melainkan ambillah lalu buanglah ke tempatnya. Setelah menggunakan fasilitas umum sebaiknya kita membersihkannya atau setidaknya mengembalikan bagaimana keadaan fasilitas tersebut seperti pada awalnya, untuk mementingkan kenyamanan pengguna berikutnya. Hal ini sangat ditekankan di Jepang bukan? 

Kita bisa membersihkan lingkungan rumah setiap harinya agar tetap bersih dan nyaman untuk ditinggali, maupun melaksanakan pembersihan setiap hari di lingkungan sekolah, misalnya di kelas, toilet, maupun sisi lain di sekolah, bukan hanya seminggu sekali atau dua kali, melainkan setiap hari demi kenyamanan bersama dan untuk membangun karakter atau perilaku yang baik dari siswa maupun warga sekolah yang lainnya. Kita juga dapat menyediakan tempat sampah terpisah dan tertutup untuk membuang sampah. Apabila memungkinkan kita bisa mendaur ulang sampah itu kembali, dengan begitu kita bisa mengurangi sampah yang kita gunakan dan membantu meringankan pengelolaan sampah. Kita bisa menemukan ide-ide kreatif untuk mengolah sampah bekas menjadi barang yang bermanfaat.

Lalu ada baiknya dimanapun kita berada, jangan lupa untuk memerhatikan kebersihan. Jaga perilaku kita untuk selalu mementingkan kebersihan. Apabila saat kita di tempat umum tidak menemukan tempat sampah padahal kita sedang ingin membuang sampah, tidak ada salahnya untuk mengantonginya sementara atau meletakkannya di dalam tas/membawanya, lalu ketika kita berjalan dan menemukan tempat sampah, kita bisa membuangnya langsung, dengan begitu kita tidak perlu membuang sampah sembarangan karena hal ini sangatlah memprihatinkan. Banyak sekali kotoran di jalanan maupun perairan Indonesia hanya karena warganya malas untuk membuang sampah pada tempatnya, dan akhirnya menumpuk di wilayah tersebut, karena pandangan mereka “Oh, orang lain saja buang sampah disini, berarti saya juga boleh dong?” dan sayangnya masih banyak pikiran seperti itu, dari satu orang menjadi banyak orang yang membuang sampah di tempat sembarangan karena kesalahan pemikiran itu. Maka dari itu pemikiran keliru mengenai tempat membuang sampah yang pantas harus dihilangkan dan jagalah kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Kemudian kita bisa menjadikan kebiasaan kecil itu menjadi contoh bagi orang lain, satu sama lain saling meniru kebiasaan tersebut, lalu diajarkan secara turun-temurun, dan akhirnya timbullah kesadaran dalam masyarakat mengenai pentingnya kebersihan.